Ilmuwan Ini Ingatkan Ancaman Kiamat Internet Ada Apa

Jakarta, CNBC Indonesia - Pernah berpikir tentang "kiamat internet" di mana sebagian besar penduduk Bumi offline selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan? Ancaman inilah yang ingin diingatkan penelitian baru dari konferensi komunikasi data SIGCOMM 2021.

Penelitian ini mengingatkan akan adanya potensi badai matahari ekstrem yang membuat akses internet terputus. Selama ini Matahari selalu menghujani Bumi dengan kabut partikel magnet tetapi perisai magnet Bumi menghalanginya dan membuatnya menjadi aurora yang cantik.

"Apa yang benar-benar membuat Saya berpikir tentang ini adalah bahwa dengan pandemi kita melihat betapa tidak siapnya dunia. Tetapi ada protokol untuk menanganinya secara efektif, dan itu sama dengan ketahanan internet," ujar Abdu Jyothi, asisten profesor di University of California dalam makalah penelitian terbaru.


"Namun, infrastruktur kita tidak siap untuk peristiwa Matahari skala besar," terang Abdu Jyothi seperti dikutip dari Live Science, Selasa (7/9/2021).

Badai Matahari ekstrem bisa menimbulkan badai geomagnetik di Bumi. Ini bisa mempengaruhi kabel internet bawah laut panjang yang menghubungkan benua. Kabel ini dilengkapi repeater untuk meningkatkan sinyal optik, dengan jarak sekitar 30-90 mil.

Repeater ini rentan terhadap arus geomagnetik, dan seluruh kabel dapat menjadi tidak berguna jika satu repeater menjadi offline. Jika cukup banyak kabel internet bawah laut yang gagal di wilayah tertentu maka seluruh benua akan terputus satu sama lain.

Jika terjadi badai geomagnetik yang dahsyat, maka negara-negara dengan garis lintang tinggi seperti Amerika Serikat dan Inggris berpotensi terputus dari jaringan terlebih dahulu, tulis Abdu Jyothi.

"Dampak ekonomi dari gangguan internet selama sehari di SA diperkirakan mencapai US$7 miliar lebih. Bagaimana jika jaringan tetap tidak berfungsi selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan?" terang Abdu Jyothi.

Untuk antisipasi awal, Abdu Jyothi menyarankan operator jaringan untuk meletakkan lebih banyak kabel di garis lintang yang lebih rendah serta mengembangkan tes ketahanan yang fokus pada efek kegagalan jaringan skala besar.

Kabar baiknya, cuaca luar angkasa ekstrem atau badai Matahari ekstrem punya peluang terjadi 1,6% hingga 12% per dekade. Saat ini baru dua badai Matahari yang tercatat dalam sejarah. Pada 1859 dan 1921.

Insiden sebelumnya, yang dikenal sebagai Peristiwa Carrington, menciptakan gangguan geomagnetik yang begitu parah di Bumi sehingga kabel telegraf terbakar, dan aurora - biasanya hanya terlihat di dekat kutub planet - terlihat di dekat khatulistiwa Kolombia.

Badai yang lebih kecil juga bisa membawa pukulan, salah satunya pada bulan Maret 1989 membuat internet seluruh provinsi Quebec di Kanada padam selama sembilan jam.


[Gambas:Video CNBC]

(roy/miq)

0 Response to "Ilmuwan Ini Ingatkan Ancaman Kiamat Internet Ada Apa"

Post a Comment